Bandung dan Tahun Baru 2008
"Pernah waktu itu keluar pas malem tahun baru ma temen2 sma, dijalan malah macet banget, mana orang2 pada brutal2 lagi di jalan, jadi males deh, keluar pas malem tahun baruan" ucap seorang teman ketika diajak keluar waktu malam tahun baru 2008. Jadi karena alasan itu mari kita lihat kondisi Bandung yang sebenarnya. Pertama Berapa banyak jumlah pemilik kendaraan pribadi Mobil dan Motor, kemudian berapa perbandingannya. Kedua berapa perbandingan lahan kosong terhadap jumlah pemilik kendaraan bermotor tersebut. Ketiga berapa banyak Mal atau sarana hiburan yang ada di Bandung, dan kecenderungan masyarakat di Bandung untuk mengunjungi tempat2 itu. Keempat kesediaan Pemerintah kota Bandung untuk memfasilitasi masyarakatnya dalam menikmati tahun baru, dalam bentuk transportasi kendaraan umum yang nyaman, dan koordinasi antara kepolisian dan transportasi umum itu untuk menghindari kemacetan. Kelima Koordinasi pemerintah Bandung dan pemerintah Jakarta untuk mengantisipasi pendatang dari daerah lain yang ingin berlibur ke Bandung. Keenam keamanan Transportasi udara ketika diadakan pesta kembang api oleh pemerintah kota Bandung. Untuk menyambungkan keenam unsur diatas agar dapat mencapai suatu liburan yang menyenangkan adalah sebagai berikut; Banyaknya penduduk kota Bandung yang ingin menikmati malam tahun baru diluar rumah seringkali tidak tercapai dengan pengalaman mereka untuk mencari alternatif liburan tahun baru yang lebih baik, menghibur, dan aman. Untuk itu perlu antisipasi terhadap penduduk yang ada di kota Bandung terhadap keinginan bersama yang lebih baik, Pengetahuan terhadap jumlah penduduk kota Bandung diantaranya berapa banyak jumlah penduduk berusia remaja, berapa banyak penduduk yang berusia remaja, berapa banyak penduduk yang berusia senja dan anak2, perbandingan itu hanya untuk mengatahui seberapa banyak peluang masyarakat Bandung untuk bepergian keluar Bandung dari tingkat pendapatan, dan pekerjaan mereka juga keluarga mereka yang berada di luar Bandung. Dari pengetahuan itu dapat dicari tahu seberapa banyak penduduk yang memiliki kendaraan pribadi, yang ketika liburan datang diharapkan mereka akan menggunakan sarana pemerintah untuk menggunakan transportasi umum dengan memparkirkan kendaraan mereka di lahan parkir sementara di Bandung (Utara, Tengah, Timur, Barat, dan Selatan) Mungkin penduduk yang berada di Bandung utara ingin berlibur di Bandung Selatan, nggak masalah mengingat sentralisasi oleh pemerintah terhadap kendaraan umum yang diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan yang berada dijalan ketika liburan tahun baru berlangsung. Tapi bagaimana dengan kakek dan nenek kami yang ingin berlibur bersama keluarga, mereka keluarga kami!!. Ya itu yang diharapkan dari fasilitasi pemerintah terhadap sarana transportasi umum liburan. Ok, jadi masalahnya adalah bagaimana satu keluarga besar dari Bandung utara yang ingin menikmati liburan di Bandung selatan? ide sederhananya adalah menghubungkan setiap sarana transportasi tersebut dengan titik-titik hiburan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah (transportasi pengantar-keberangkatan, dan transportasi singgah).... itu bukan poin kami hal itu hanya memperlama dan membuat lelah keluarga kami dengan singgah terlebih dahulu disatu tempat untuk berada di tempat lain... hoo, bayangkan saja keluarga itu ingin berada di Puncak ketika tahun baru menggunakan transportasi pribadi, tapi di Bandung mereka mendapatkan fasilitasi transportasi yang diharapkan lebih baik (ingin berlibur ke Surabaya menggunakan kereta api, shuttle bus yang menghubungkan BEC-IBCC). Ide lanjutan adalah membagi Bandung kedalam titik-titik pusat hiburan (tentunya disetiap titik-titik itu sudah tersedia pusat parkir, dan pusat transportasi yang siap mengantarkan merekan ke tempat hiburan atau tempat singgah yang disediakan) yang akan dihubungkan dengan sarana transportasi yang sebelumnya memparkirkan kendaraan mereka di pusat parkir bandung utara-selatan-tengah-timur-barat. Bagaimana dengan para pendatang yang ingin menikmati hiburan di Bandung? pertanyaan yang bagus! Jawabannya dengan menggunakan Hotel yang menetapkan tarif liburan (atau terserah pemerintah dalam usahanya memfasilitasi Hotel
bagi para pendatang -lumayan untuk menambah pendapatan daerah- dan wajib bagi para pendatang wuahahaha) dari hotel ini para penduduk sekitar juga bisa menimbulkan lapangan pekerjaan sementara dengan jasa transportasi menuju titik-titik transportasi yang bersesuaian dari pemerintah. Tadi disebutkan pesawat? apa hubungannya? penulis hanya berasumsi akan terjadi kecelakaan apabila diadakan kembang api yang mampu naik dengan ketinggian 1km dan mengganggu jalannya transportasi udara yang berpotensi untuk mengurangi tingkat kunjungan penduduk dari daerah lain ke Bandung. Keamanan? tanyakan saja kepada Kepolisian Bandung saya yakin mereka sudah merencanakan apabila pemerintah memfasilitasi ide2 diatas.
"Pernah waktu itu keluar pas malem tahun baru ma temen2 sma, dijalan malah macet banget, mana orang2 pada brutal2 lagi di jalan, jadi males deh, keluar pas malem tahun baruan" ucap seorang teman ketika diajak keluar waktu malam tahun baru 2008. Jadi karena alasan itu mari kita lihat kondisi Bandung yang sebenarnya. Pertama Berapa banyak jumlah pemilik kendaraan pribadi Mobil dan Motor, kemudian berapa perbandingannya. Kedua berapa perbandingan lahan kosong terhadap jumlah pemilik kendaraan bermotor tersebut. Ketiga berapa banyak Mal atau sarana hiburan yang ada di Bandung, dan kecenderungan masyarakat di Bandung untuk mengunjungi tempat2 itu. Keempat kesediaan Pemerintah kota Bandung untuk memfasilitasi masyarakatnya dalam menikmati tahun baru, dalam bentuk transportasi kendaraan umum yang nyaman, dan koordinasi antara kepolisian dan transportasi umum itu untuk menghindari kemacetan. Kelima Koordinasi pemerintah Bandung dan pemerintah Jakarta untuk mengantisipasi pendatang dari daerah lain yang ingin berlibur ke Bandung. Keenam keamanan Transportasi udara ketika diadakan pesta kembang api oleh pemerintah kota Bandung. Untuk menyambungkan keenam unsur diatas agar dapat mencapai suatu liburan yang menyenangkan adalah sebagai berikut; Banyaknya penduduk kota Bandung yang ingin menikmati malam tahun baru diluar rumah seringkali tidak tercapai dengan pengalaman mereka untuk mencari alternatif liburan tahun baru yang lebih baik, menghibur, dan aman. Untuk itu perlu antisipasi terhadap penduduk yang ada di kota Bandung terhadap keinginan bersama yang lebih baik, Pengetahuan terhadap jumlah penduduk kota Bandung diantaranya berapa banyak jumlah penduduk berusia remaja, berapa banyak penduduk yang berusia remaja, berapa banyak penduduk yang berusia senja dan anak2, perbandingan itu hanya untuk mengatahui seberapa banyak peluang masyarakat Bandung untuk bepergian keluar Bandung dari tingkat pendapatan, dan pekerjaan mereka juga keluarga mereka yang berada di luar Bandung. Dari pengetahuan itu dapat dicari tahu seberapa banyak penduduk yang memiliki kendaraan pribadi, yang ketika liburan datang diharapkan mereka akan menggunakan sarana pemerintah untuk menggunakan transportasi umum dengan memparkirkan kendaraan mereka di lahan parkir sementara di Bandung (Utara, Tengah, Timur, Barat, dan Selatan) Mungkin penduduk yang berada di Bandung utara ingin berlibur di Bandung Selatan, nggak masalah mengingat sentralisasi oleh pemerintah terhadap kendaraan umum yang diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan yang berada dijalan ketika liburan tahun baru berlangsung. Tapi bagaimana dengan kakek dan nenek kami yang ingin berlibur bersama keluarga, mereka keluarga kami!!. Ya itu yang diharapkan dari fasilitasi pemerintah terhadap sarana transportasi umum liburan. Ok, jadi masalahnya adalah bagaimana satu keluarga besar dari Bandung utara yang ingin menikmati liburan di Bandung selatan? ide sederhananya adalah menghubungkan setiap sarana transportasi tersebut dengan titik-titik hiburan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah (transportasi pengantar-keberangkatan, dan transportasi singgah).... itu bukan poin kami hal itu hanya memperlama dan membuat lelah keluarga kami dengan singgah terlebih dahulu disatu tempat untuk berada di tempat lain... hoo, bayangkan saja keluarga itu ingin berada di Puncak ketika tahun baru menggunakan transportasi pribadi, tapi di Bandung mereka mendapatkan fasilitasi transportasi yang diharapkan lebih baik (ingin berlibur ke Surabaya menggunakan kereta api, shuttle bus yang menghubungkan BEC-IBCC). Ide lanjutan adalah membagi Bandung kedalam titik-titik pusat hiburan (tentunya disetiap titik-titik itu sudah tersedia pusat parkir, dan pusat transportasi yang siap mengantarkan merekan ke tempat hiburan atau tempat singgah yang disediakan) yang akan dihubungkan dengan sarana transportasi yang sebelumnya memparkirkan kendaraan mereka di pusat parkir bandung utara-selatan-tengah-timur-barat. Bagaimana dengan para pendatang yang ingin menikmati hiburan di Bandung? pertanyaan yang bagus! Jawabannya dengan menggunakan Hotel yang menetapkan tarif liburan (atau terserah pemerintah dalam usahanya memfasilitasi Hotel
bagi para pendatang -lumayan untuk menambah pendapatan daerah- dan wajib bagi para pendatang wuahahaha) dari hotel ini para penduduk sekitar juga bisa menimbulkan lapangan pekerjaan sementara dengan jasa transportasi menuju titik-titik transportasi yang bersesuaian dari pemerintah. Tadi disebutkan pesawat? apa hubungannya? penulis hanya berasumsi akan terjadi kecelakaan apabila diadakan kembang api yang mampu naik dengan ketinggian 1km dan mengganggu jalannya transportasi udara yang berpotensi untuk mengurangi tingkat kunjungan penduduk dari daerah lain ke Bandung. Keamanan? tanyakan saja kepada Kepolisian Bandung saya yakin mereka sudah merencanakan apabila pemerintah memfasilitasi ide2 diatas.
wew, tulisan yg panjang dalam 1 paragraf
ReplyDelete